Kontribusi untuk kemajuan bangsa

Kontribusi untuk kemajuan bangsa

Bogor Menjadi Kota Termacet Kedua di Dunia, Siapa yang Patut Disalahkan?

Saya menyempatkan main ke Bogor beberapa waktu yang lalu, waktu itu lagi sibuk-sibuknya ngerjain skripsi. Saya ke Bogor bisa dikatakan cuma mampir sebentar setelah sebelumnya verifikasi hasil skripsi di Serpong, Kota Tangerang Selatan. Bisa main ke Bogor juga dapet ajakan dari teman yang lagi tes di Nutrifood. Maklum saja tema skripsi saya juga nggak jauh-jauh dari laporan kerja praktek ketika magang di Puspiptek Kota Tangerang Selatan. Jarak lokasi magang dengan Kota Bogor juga tidak tidak terlalu jauh yakni sekitar 50 km. Jarak 50 km ditempuh selama 3 jam, cukup lama juga menurut saya. Sebenarnya 1,5 jam sudah sampai Kota, tapi saking macetnya yang luar biasa membutuhkan waktu tempuh selama 3 jam agar bisa sampai penginapan temen.
Saya menulis postingan ini tidak untuk menceritakan pengalaman saya ketika berada di Bogor. Saya lebih tertarik untuk menanggapi sebuah “Survei Waze: Bogor Jadi Tempat Terburuk Kedua di Dunia untuk Berkendara” (detik.com). Pada hasil survei tersebut, menunjukkan bahwa kota bogor menempati urutan kedua sebagai kota dengan tingkat kepuasan berkendara terburuk di dunia. Bahkan pemerintah setempat menanggapi hasil survei tersebut untuk dijadikan dasardalam menentukan paket kebijakan terkait penyelesaian masalah transportasi“Tanggapi Survei Waze, Walkot Bogor: Memang Macet, Saatnya Reformasi Angkot” (detik.com).
Sebagian besar pengguna waze merupakan pemilik kendaraan pribadi tentunya. Saya juga sering menggunakan aplikasi tersebut untuk menghindari simpul-simpul kemacetan ketika sedang berpergian. Sehingga hasil survei tersebut dapat mewakili perasaan seluruh pengguna kendaraan pribadi di Kota Bogor terkait kepuasan berkendara. You think that only you that are feeling stuck in traffic? Saya tau apa yang dipikirkan pengemudi kendaraan ketika terjebak kemacetan di Kota Bogor, Yupp, angkot merupakan biang kerok penyebab kemacetan karena berhenti di sembarangan tempat. Sedangkan bagi saya sendiri yang kemana-mana naik angkot ketika berada di Bogor, menganggap banyaknya kendaraan pribadi-lah yang menjadi penyebab kemacetan. Seperti halnya yang telah disampaikan oleh Walikota Bogor bahwa pertumbuhan kendaraan bermotor tidak sebanding dengan pertambahan ruas jalan. Padahal ruas jalan di Kota Bogor cukup lebar, satu ruas jalan samping Kebun Raya Bogor saja dapat dilalui 6 mobil secara beriringan.Kemacetan semakin terasa ketika kita berada pada jam sibuk berangkat dan pulang kantor, apalagi ketika beradapada titik-titik pusat industri Kota Bogor bagian selatan. Apakah kita perlu menyalahkan geliat ekonomi yang terus tumbuh? Sehingga masyarakat memiliki kemampuan daya beli yang tinggi?
Terlepas dari permasalahan tersebut, tidak ada yang dapat disalahkan menjadi penyebab kemacetan di Kota Bogor. Daripada sibuk mencari pihak yang disalahkan, lebih baik menggunakan waktu tersebut untuk mencari solusi secara bersama-sama agar Kota Bogor terbebas dari kemacetan.

Title : Bogor Menjadi Kota Termacet Kedua di Dunia, Siapa yang Patut Disalahkan?
Description : Saya menyempatkan main ke Bogor beberapa waktu yang lalu, waktu itu lagi sibuk-sibuknya ngerjain skripsi. Saya ke Bogor bisa dikatakan cu...

2 Responses to "Bogor Menjadi Kota Termacet Kedua di Dunia, Siapa yang Patut Disalahkan?"

  1. sabung ayam live

    Terlepas dari permasalahan tersebut, tidak ada yang dapat disalahkan menjadi penyebab kemacetan di Kota Bogor

    BalasHapus